watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Genitnya tante mulat

Namaku Adith, umurku 30 tahun dengan tinggi
badan 185 cm dan berat badan 82 kg. Aku kini
bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan
di Jakarta. Aku lebih menyukai wanita setengah
baya. Aku sangat suka membaca cerita di
17Tahun.com khususnya di bagian “Setengah
Baya”. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan
tanteku sendiri, Tante Mulat. Cerita yang dituangkan
di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan
merasa sama nama atau kisahnya mohon
dimaafkan itu hanyalah kebetulan.
*****
KejAdithan ini terjAdith sekitar 6 tahun yang lalu,
waktu itu aku masih berusia 24 tahun. Aku
mempunyai seorang tante bernama Lina yang
umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Mulat adalah
Adithk dari Mamaku. Tante Mulat sudah menjanda
selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan
almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante
Mulat sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari
almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu
perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia
tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi.
Tante Mulat ini orangnya menurutku seksi sekali.
Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C,
sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki
langsing seperti peragawati dan perutnya rata
soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku
sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau
sedang ada waktu.
Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan
Tante Mulat yang seksi ini dan dia itu orangnya supel
benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari
cerita Tante Mulat bisa aku tebak bahwa dia itu
orangnya kesepian sekali semenjak suaminya
meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan
sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap
kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu
terangsang dan aku lampiaskan dengan onani
sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala
timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya
tapi aku tidak berani berbuat macam-macam
terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan
melaporkan ke orang tuaku.
Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan
Tante Mulat semakin kuat saja. Kadang-kadang
kupergoki Tante Mulat saat nabis mAdithth, dia
hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya
jantungku deg-degan rasanya, ingin segera
membuka handuknya dan melahap habis tubuh
seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering
memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan
bajunya dari belakang. Benar-benar memancing
gairahku.
Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku
sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku
pun pergi ke rumah Tante Mulat. Sesampai di
rumahnya, Tante Mulat baru akan bersiap makan
dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca
majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan
turun deras sekali dan Tante Mulat memintaku
menginap saja di rumahnya malam ini dan
memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku
akan menginap di rumahnya berhubung hujan
deras sekali.
“Dith, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu
udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap.
“Belum tante”, jawabku.
“Oh ya tante, Adithth boleh pakai komputernya
nggak, mau cek email bentar”, tanyaku.
“Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke
kamarnya.
Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan
mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa
sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang
sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil.
Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai
tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku
sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu
Tante Mulat masuk menyelonong begitu saja tanpa
mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat
lagi menutup batang kemaluanku yang sedang
tegang itu. Tante Mulat sempat terbelalak melihat
batang kemaluanku yang sedang tegang hingga
langsung saja dia bertanya sambil tersenyum
manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu, Dith?” tanyanya.
“Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku
sekenanya. Tapi Tante Mulat sepertinya sadar kalau
aku saat itu sedang mengelus-elus batang
kemaluanku.
“Ada apa sih tante?” tanyaku.
“Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin
tante nonton di kamar” jawabnya.
“Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Mulat lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan
batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke
kamar tante dan menemani Tante Mulat nonton film
horor yang kebetulan juga banyak mengumbar
adegan-adegan syur.
Melihat film itu langsung saja aku menjAdith salah
tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja
bangkit lagi. Malah Tante Mulat sudah memakai baju
tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra
karena aku bisa melihat puting susunya yang agak
mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat
pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku
tidak berani berbuat macam-macam. Batang
kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku
terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan
posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu
Tante Mulat rupanya langsung menyadari sambil
tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu, Dith?” tanyanya sambil
tersenyum.
“Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu.
Sementara itu Tante Mulat mendekatiku sehingga
jarak kami semakin dekat di atas ranjang.
“Kamu terangsang yah, Dith, lihat film ini?”
“Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba
mengendalikan diri.
Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di
sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit
putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan
olehku saja, Tante Mulat pun rupanya sudah agak
terangsang sehingga dia mencoba mengambil
serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu tante seksi nggak, Dith?” tanyanya.
“Wah seksi sekali tante” kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi
sambil membusungkan payudaranya sehingga
terlihat semakin membesar.
“Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus
sih” kataku.
“Ah masa sih?” tanyanya.
“Iya benar tante, swear..” kataku.
Jarak kami semakin merapat karena Tante Mulat
terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia
bertanya lagi padaku..
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”.
“Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh,
kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung
saja aku memberanikan diri untuk mencoba
mendekatkan diri pada Tante Mulat.
“Wahh barang kamu lumayan juga, Dith” katanya.
“Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin
lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh
ngeliatnya..” kataku.
“Ah nakal kamu yah, Dith” jawabnya sambil
meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
“Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa
tambah gede loh” kataku.
“Ah yang benar nih?” tanyanya.
“Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak
tante?” kataku sambil menunjuk ke arah
payudaranya yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya.
Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut,
takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah
sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku
memberanikan diri untuk mengelus payudaranya.
“Ahh.. Arghh enak Dith.. Kamu nakal ya” kata tante
sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja
kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih Dith?” tanyanya.
“Ah takut tante marah” kataku.
“Oohh nggak lah, Dith.. Kemari deh”.
Tanganku digenggam Tante Mulat, kemudian
diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun
semakin berani meremas-remas payudaranya.
“Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin
membuatku penasaran.
Lalu aku pun mencoba mencium Tante Mulat,
sungguh di luar dugaanku, Tante Mulat menyambut
ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu
berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku
bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu.
“Ahh kamu memang hebat Dith.. Terusin Diith..
Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama
tante yah.. Arhh.. Arrhh”.
“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku.
“Oohh silakan Dith”, sambutnya.
Dengan cepat kubuka bajunya sehingga
payudaranya yang besar dengan puting yang
kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung
saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang
aku kagumi itu.
“Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-
erang keenakan.
“Teruuss.. Teerruuss Dith.. Ahh enak sekali..”
Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa
kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai
mengeluarkan cairan bening pelumas di atas
kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Mulat
sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga
tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya
untuk kulepaskan.
“Aahh buka saja Dith.. Ahh”
Nafas Tante Mulat terengah-engah menahan nafsu.
Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya
dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Mulat sudah bugil
total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan
bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku
untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah
basah itu.
“Arrhh.. Sshh.. Enak Dith.. Enak sekali” jeritnya.
Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan
mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir
kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu
dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan
lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante
Mulat semakin kelabakan hingga dia
menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri
sambil meremas payudaranya.
“Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii..
Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan
semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku
kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin
basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan
liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat
jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa
keenakkan sekali lalu dia menjerit..
“Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Diith.. Ahh”
sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-
goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian
bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya
kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang
seperti lemas sekali.
“Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama
tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil
mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya
di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Mulat.
Sementara itu batang kemaluanku yang masih
tegang di elus-elus oleh Tante Mulat dan aku pun
masih memilin-milin puting tante yang sudah
semakin keras itu.
“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
“Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu
merasakan nikmatnya tubuh tante”.
Tangan Tante Mulat segera menggerayangi batang
kemaluanku lalu digenggamnnya batang
kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit
tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga
diremas-remas oleh tangan Tante Mulat. Lalu aku
juga tidak mau kalah, tanganku juga terus
meremas-remas payudaranya yang indah itu.
Rupanya Tante Mulat mulai terangsang kembali
ketika tanganku meremas-remas payudaranya
dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah
tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan,
kukulum terus puting susunya sehingga Tante Mulat
menjAdith semakin blingsatan.
“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Dith?”
“Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat
merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap
kencang..”
“Aahh kamu memang pandai muji orang, Dith..”
Sementara itu tangannya masih terus membelai
batang kemaluanku yang kepalanya sudah
berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya
dielus-elus. Lalu Tante Mulat mulai menciumi dadaku
terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku
pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa
sampai akhirnya Tante Mulat berjongok di bawah
ranjang dengan kepala mendekati batang
kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup
kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan
cairan bening pelumas dan merata tersebut ke
seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aku benar-benar merasakan nikmatnya service
yang diberikan oleh Tante Mulat. Lalu dia mulai
membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang
kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-
hisap dan menjilati seluruh bagian batang
kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang
beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya,
aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan
menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu
kuangkat Tante Mulat kemudian kudorong perlahan
sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan
penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia
mengangkang tepat di depanku.
“Aahh Dith, ayolah masukin batang kemaluan kamu
ke tante yah.. Tante udah nggak sabar mau
ngerasain memek tante disodok-sodok sama
batangan kamu itu”.
“Iiyaa tante” kataku.
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke
arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung
memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih
dulu ke bibir kemaluannya sehingga Tante Mulat
lagi-lagi menjerit keenakan..
“Aahh.. Aahh.. Ayolah Dith, jangan tanggung-
tanggung masukiinn..”
Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.
Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya
sehingga agak sulit memasukkan batang
kemaluanku yang sudah tegang sekali itu.
“Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Dith.. Teruss-
teruuss.. Aahh”
Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke
dalam liang kemaluan Tante Mulat sehingga dia
merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang
kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian
batang kemaluanku mulai kupompakan dengan
perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga
pantat Tante Mulat juga ikut-ikutan bergoyang.
Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante
Mulat menjAdithkan batang kemaluanku seperti
dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang
seret itu dan rasanya seperti empotan ayam.
Sementara itu aku terus menjilati puting dan
menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara
itu tangan Tante Mulat mendekap pantatku keras-
keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin
cepat lagi.
“Oohh.. Sshh.. Dith.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..”
mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk
segera menyelesaikan permainan ini.
“Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh”
Tubuh Tante Mulat kembali bergerak liar sehingga
pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali
orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram
kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-
rojok liang kemaluannya.
“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya
kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang hebaat Dith.. Tante sampe
keok dua kali sedangkan kamu masih tegar”
“Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Adithth keluar nih..”
ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya
yang berdenyut-denyut itu.
“Aahh enak sekali tante.. Aahh..”
“Terusin Dith.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan Tante
Mulat membuatku semakin kuat merojok-rojok
batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.
“Aauuhh pelan-pelan Dith, aahh.. Sshh”
“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..”
kataku.
“Aahh.. Dith.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh..
Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain
siraman hangat peju kamu..”
“Iiyyaa.. Tante..”
Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga
posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang
kemaluanku.
“Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Adith mau
keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk Tante Mulat
sambil meremas-remas payudaranya. Sementara
itu, Tante Mulat memelukku kuat-kuat sambil
menggoyang-goyangkan pantatnya.
“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu
dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya
sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan
menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott..
Croott..
“Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua
menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Mulat
untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu
Tante Mulat menbelai-belai rambutku.
“Ah kamu ternyata seorang jagoan, Dith..”
Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari
liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali
ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah,
ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya.
Dan kemudian kami berdua pun tidur saling
berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai
tiga kali.
Setelah kejadian itu kami sering melakukan
hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-
gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan
selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang
tuaku. Karena merasa malu, Tante Mulat pun pindah
ke Bandung dan menjalankan usahanya di sana.
Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Mulat dan
semenjak kepindahannya, Tante Mulat tidak pernah
menghubungiku lagi.


Adult | GO HOME | Exit
1/2524
U-ON

inc Powered by Xtgem.com